Setahun sebelum erupsi gunung Merapi, kami sempat berkunjung di Kinahrejo tempat kediaman mBah Marijan. Tanggal 19 desember 2009 tepatnya, saya bersama 2 kawan mencoba meretas Merapi dari sisi selatan lewat kali adem. Kami memang tidak berniat mendaki sampai puncak, namun mencoba menapak tilas bagaimana upacara labuhan sedekah gunung 1 suro penanggalan jawa.
Tujuan pertama kami adalah Sri Manganti, atau pos 1 yakni lokasi mBah Maridjan biasa berdoa disana. Perjalanan kami tak berhenti sampai disana, namun terus berlanjut hingga akhirnya sampai di Pos 2 pendakian. Para pendaki menyebut lokasi tersebut dengan Rudal, karena ada sebuah replika peluru kendali ditempat itu. Dilokasi ini juga yang digunakan utuk upacara sedekang gunung sehingga disebut Paseba Labuhan Dalem.
Memandang keelokan Merapi dari Paseban Labuhan Dalem saat 1 suro di tahun 2009 (dok.pri) |
Langkah kami terhenti dan memaksa kami balik kanan. Kami berjalan memutar dan pulang lewat Kali Adem yakni sungai jalur lahar dingin. Pemandangan indah luar biasa yang kami saksikan, betapa kekuatan alam merubah segala-galanya. Perjalanan kami akhir untuk bertamu di rumah Juru Kunci Merapi, yakni mbah Maridjan. Obrolan kami sangat hangat dengan diselingi guyonan ala mBah Maridjan. Teman saya jauh-jauh sudah memperingatkan “ingat simbah tidak mau difoto, jangan keluarkan kamera” dan saya patuhi larangan tersebut.
Erupsi merapi tahun 2010 merubah segalanya (dok.pri) |
Setahun berlalu, keindahan dan kemolekan Merapi kini berubah menjadi sebuah bencana alam. Erupsi merapi meluluhlantakan dusun mungil tersebut beserta keindahan alamnya. Sri Manganti, Paseban Labuhan Dalem hingga rumah mBah Maridjan terkena dampak dari erupsi tersebut. Tidak sedikit mereka yang menjadi korban, termusuk mBah Maridjan, para warga dan juru warta.
Tiga tahun pascaerupsi berlalu. Kaki ini menginjak lokasi yang sama, saat 2009 berdiri disini. Mata ini seolah tak percaya dengan kondisi yang ada. Samar-samar masih ada yang teringat, namun banyak yang hilang dari memori otak ini. Semua berubah, pekik saya. Ketemu dengan mBah Udi putri yang 3 tahun lalu saya tidur dirumahnya, senyum beliau sangat khas. Adik dari mBah Maridjan ini masih setia dengan tanah yang memberi kehidupannya.
Saksi bisu saat Wedhus Gembel itu menerjang Kinah Rejo (dok.pri) |
Berjalan semakin mendekat disebuah pelataran, dan apa yang saya cari ketemu. Onggokan mobil APV yang dipakai juru Warta untuk evakuasi masih utuh bentuknya. 2 Sepeda motor disebelahnya juga bernasib serupa. Inilah saksi bisu kedasyatan merapi kala itu yang terbesar semenjak 100 tahun terakhir. Rintik hujan menemani saya untuk menapak tilas perjalanan masa lalu yang kini sudah berubah total dan menumpuk imaji-imaji dalam otak yang tidak bisa dikomparasikan.
Pelataran rumah mBah Maridjan yang tersisa (dok.pri) |
Hujan lebat mengguyur tempat saya berdiri. Mata ini nanar memandang sisi utara nan jauh disana berdiri kokoh Merapi. Berjarak hampir 12Km namun wedus gembel/awan panas masih kuat berlari sampai sini dan melibas apa yang ada dengan suhu 6000C. akhir 2010 mungkin akhir segala-galanya termasuk kehidupan disini, karena material vulkanik yang membanjiri dusun mungil Kinahrejo.
Waktu berlalu dan alam ini kembali mencapai kesetimbangannya. Vegetasi bermunculan dan tanah yang semula panas kini sudah kembali dingin. Geliat kehidupan sudah mulai nampak dan kini Kinah bali Rejo / Kinah sudah subur, makmur kembali. Masyarakat sudah kembali kepada kehidupan semula walau belum sepenuhnya pulih.
Terilihnya Pak Asih atau Mas Bekel Suraksasihana sebagai juru kunci Gunung Merapi menggantikan mbah Maridjan menambah lengkap Kinah dadi Rejo. Lava tour kini menjadi andalah wisata terbaru disana. Jika anda berminat dan tertarik dengan wisata petualangan ini tak ada salahnya untuk kembali merapat ke kali Adem.
Lava tour menjadi geliat perekonomian masyarakat setempat (dok.pri) |
Bagi yang suka jalan kaki atau dana terbatas, tak salah jika mencoba melangkahkan kaki seperti saya menembus reruntuhan material vulkanik. Jika anda lihai mengendarai motor trail, disana juga disewakan sepeda motorol segala medan ini. Jika ingin menikmati sensasi roda dua namun tidak bisa mengendarai sepeda motor seperti saya, sudah ada juga joki yang siap mengantar kemana anda suka. Anda yang datang rombongan bisa juga dengan menyewa kendaraan berpenggerak 4 roda yang siap mengantar anda kemana saja.
Lava tour kini menjadi api kecil yang menyulut sumbu perekonomian di Selatan Gunung Merapi. Dulu banyak orang boleh marah saat erupsi gunung merapi, banyak wisatawan dadakan berkunjung kesini dan menjadi turis bencana. Namun sekarang, bencana sudah lewat dan kondisi sudah membaik tak ada salahnya mencoba menikmati kemurkaan alam yang sudah kembali bersahabat. Kinah sudah rejo, menjadi titik balik dari kuasa alam dan kehendak gunung merapi. (kompasiana)